Jika pengikut Rasulullah adalah wahabi, maka aku akui bahwa diriku wahabi.
Kutiadakan sekutu bagi Tuhan, maka tak ada Tuhan bagiku selain Yang Maha Esa dan Maha Pemberi.
Tak ada kubah yang bisa diharap, tidak pula berhala, dan kuburan tidaklah sebab di antara penyebab.
Tidak, sama sekali tidak, tidak pula batu, pohon, mata air, atau patung-patung.
Juga, aku tidak mengalungkan jimat, temali, rumah kerang, atau taring,
untuk mengharap manfaat, atau menolak bala
Allah yang memberiku manfaat dan menolak bahaya dariku.
Adapun bid’ah dan segala perkara yang diada-adakan dalam agama,
maka orang-orang berakal mengingkarinya.
Aku berharap, semoga ku tak kan mendekatinya tidak pula rela secara agama, ia tidak benar.
Dan aku berlindung dari Jahmiyah,
Aku mencela perselisihan setiap ahli takwil dan peragu-ragu, serta
yang mengingkari istawa Tentangnya, cukuplah bagiku teladan dari ucapan
para pemimpin yang mulia; Syafi’i, Malik, Abu Hanifah, Ibnu Hambal;
orang-orang yang bertakwa dan ahli bertaubat.
Dan pada zaman kita sekarang ini, ada orang yang mempercayai, seraya berteriak atasnya; Mujassim wahabi
Telah ada hadits tentang keterasingan Islam, maka hendaknya para
pencinta menangis, karena terasing dan orang-orang yang dicintainya.
Allah yang melindungi kita, yang menjaga agama kita, dari kejahatan setiap pembangkang dan pencela.
Dia menguatkan agamaNya yang lurus, dengan sekelompok orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah dan kitabNya.
Mereka tidak mengambil hukum lewat pendapat dan kias, Sedang kepada para ahli wahyu, mereka sebaik-baik orang yang kembali.
Sang Nabi terpilih telah mengabarkan tentang mereka, bahwa mereka
adalah orang-orang asing, di tengah keluarga dan kawan pergaulannya.
Mereka menapaki jalan orang-orang yang menuju petunjuk, dan berjalan di atas jalan mereka, dengan benar.
Karena itu, orang-orang yang suka berlebihan, berlari dan menjauh dari mereka.
Tapi kita berkata, tidak aneh.
Telah lari pula orang-orang yang diseru oleh sebaik-baik manusia,
bahkan menjulukinya sebagai tukang (ahli) sihir lagi pendusta.
Padahal mereka mengetahui, betapa beliau seorang yang teguh memegang amanah dan janji, mulia dan jujur menepati.
Semoga keberkahan atasnya, Selama angin masih berhembus, juga atas segala keluarga dan semua sahabatnya.”
karya Mulla Umran, sbgmana dikutip dari minhaj firqotun najiyah karya syaikh muhammad jamil zainu